Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan lahan pertanian yang luas. Ketahanan pangan merupakan aspek terpenting dalam industri pertanian Indonesia, dan hal tersebut harus ditingkatkan agar ketersediaan dan kualitas pangan tetap terjaga. Oleh karena itu, diperlukan Good Agricultural Practice (GAP) yang baik.
Salah satu cara untuk meningkatkan sektor pertanian adalah dengan merevolusi teknologi dan bergerak menuju transformasi digital melalui pengembangan dan penggunaan teknologi. Pertanian cerdas, sebagai produk teknologi pertanian, dapat membantu produsen membuat pekerjaan mereka lebih efektif, terukur, dan terintegrasi. Teknik pertanian cerdas yang menggunakan kecerdasan buatan (AI), teknologi informasi (TI), Internet of Things (IoT), dan perangkat listrik akan melacak keadaan pertanian dengan benar dalam hal energi, waktu, dan panen.
Beberapa teknologi yang dihasilkan oleh pertanian pintar adalah:
- Penyemprot drone pertanian untuk menyebarkan air dan pupuk
- Drone untuk mengumpulkan data situasi terkini dari jarak jauh
- Sensor tanah dan cuaca
- Blockchain untuk menghubungkan petani dan konsumen terkait produk pertanian
Lahan pertanian harus dikelola secara efektif dari hulu ke hilir untuk memastikan ketersediaan dan produktivitas pangan di seluruh wilayah.
“Jika kita memiliki produksi pangan yang tinggi, kita tidak membutuhkan lahan yang luas, tetapi teknologi. Menurut Marsudi Wahyu Kisworo dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, negara-negara pengekspor pangan terbesar di dunia tengah gencar melakukan inovasi teknologi, mulai dari hulu hingga hilir, sehingga menghasilkan produktivitas pangan yang tinggi. (BRIN)
Untuk mengubah sektor pertanian secara positif, diperlukan kontribusi dan pemahaman yang kuat dari semua pihak, termasuk petani, generasi muda, pemerintah, sektor bisnis, dan perusahaan rintisan agritech.